Minggu, 28 September 2014

Penjelasan Lensa Nikon



Nikon berformat DX yang memiliki motor fokus pada lensa, memiliki jangkauan zoom terdekat di 18mm, terjauh di 200mm dengan diafragma maksimal pada saat wide di f/3.5, terjauh di f/5.6, memiliki teknologi stabilizer VR, tidak memiliki aperture ring, dilengkapi elemen lensa ED dan sistem mekanisme auto fokusnya secara internal. Karena lensa DX dirancang untuk dipasang di kamera Nikon DSLR bersensor APS-C, maka akan terkena crop factor 1,5x sehingga jangkauan efektifnya setara dengan 27-300mm.


SIC >>> Super Integrated Coating, lapisan khusus untuk menghilangkan flare saat lensa terkena cahaya matahari.
N >>> Nano crystal coat, lapisan lensa yang juga dipakai untuk mengurangi flare dan ghosting.
Asph >>> Aspherical lens, lensa khusus untuk mengurangi distorsi dan penyimpangan warna.
D >>> Distance information, untuk memberikan informasi tentang jarak objek ke kamera sehingga membantu kerja sistem Matrix metering dan iTTL flash.
DC >>> Defocus Control, untuk mengubah-ubah variasi bokeh sehingga foto portrait dapt memiliki background yang blurnya sesuai.
Micro >>> Istilah untuk lensa khusus makro.

Pengertian Istilah Lensa Nikon

Berikut ini akan saya jelaskan mengenai istilah yang di pakai oleh Nikon untuk produk lensanya, Pemakai kamera DSLR Nikon sebagian besar tentunya juga memakai lensa Nikon. Hal ini dikarenakan lensa Nikon memiliki kualitas optik yang amat baik dan tentunya mempunyai banyak pilihan lensa yang tersedia. Dengan semakin berkembangnya teknologi lensa, kini istilah yang biasa dipakai pada lensa Nikon semakin banyak dan kadang-kadang membingungkan untuk sebagian orang.

Sebagai contoh, bagaimana maksud dari Nikkor AF-S DX 18-200mm 1:3.5-5.6G VR IF ED? Barangkali catatan kecil ini ada gunanya.

  • Nikkor >>> Nama untuk lensa buatan Nikon.
  • AF-S >>> Lensa Nikon yang memiliki motor ‘SWM’ sehingga proses auto fokus dilakukan di lensa, bukan pada bodi kamera. Lensa AF-S diyakini lebih cepat dan akurat dalam urusan auto fokus dibanding lensa AF lainnya.
  • DX >>> Lensa Nikon khusus untuk DSLR Nikon berformat DX (memiliki sensor APS-C). Lensa ini memiliki lingkar gambar lebih kecil dari lensa Nikon lain, sehingga memiliki ukuran yang juga lebih kecil. Apabila lensa ini dipasang pada DSLR Nikon berformat FX seperti Nikon D3, maka akan terjadi vignetting.
  • G >>> Menyatakan ketiadaan aperture ring pada lensa. Pemilihan nilai aperture hanya bisa dilakukan melalui dial kamera (kamera SLR Nikon lama tidak kompatibel dengan lensa G ini).
  • VR >>> Vibration Reduction, teknologi stabilizer pada lensa untuk meminimalisir getaran tangan saat memotret pada kecepatan rendah. Dengan memakai lensa VR kemungkinan gambar blur dapat dihindari karena elemen VR akan mengkompensasi getaran, kemampuannya hingga 3-4 stop.
  • IF >>> Internal Focusing, proses auto fokus terjadi didalam lensa sehingga tidak ada bagian luar lensa yang berputar saat lensa mencari fokus. Ini memungkinkan penambahan filter tertentu pada bagian depan lensa.
  • ED >>> Extra low Dispersion, elemen lensa khusus yang ditujukan meningkatkan kontras dan ketajaman dengan meniadakan penyimpangan warna saat cahaya memasuki bagian lensa / chromatic aberration.



Pengertian ISO

Dalam fotografi tradisional, ISO atau ASA adalah suatu indikasi tentang bagaimana tingkat sensitifitas sebuah film terhadap cahaya. Hal tersebut diukur dalam hitungan angka (mungkin anda pernah melihatnya dalam kotak pembungkus roll film – ASA 100, 200, 400, 800 dst). Lebih rendah nilai nya maka tingkat sensitivitas terhadap cahaya pada film tersebut juga rendah, dan sebaliknya.

Dalam fotografi digital, ISO mengukur tingkat sensitivitas suatu sensor gambar. Prinsip yang sama seperti yang diterapkan pada fotografi manual (tradisional), angka yang semakin rendah maka semakin lemah pula sensitivitas kamera tersebut terhadap cahaya. ISO yang tinggi pada umumnya dipergunakan saat situasi gelap untuk memperoleh akurasi shutter yang lebih cepat, misalnya seperti pada even-even olahraga indoor, saat ingin membekukan suatu gerakan dalam intensitas cahaya yang rendah.

ISO 100 secara umum dianggap sebagai setting normal pada tiap kamera, memberikan tangkapan gambar yang crisp/ kering (agak kasar). Kebanyakan orang lebih membiarkan kamera digital mereka ada posisi 'auto mode' dimana kamera tersebut memilih setting ISO yang cocok, sesuai dengan kondisi sekeliling obyek yang ingin anda shot (biasanya selalu mencoba untuk memilih ISO yang serendah mungkin) tetapi kebanyakan kamera juga memberikan pilihan untuk memilih ISO anda sendiri.